Associazione Sportiva Roma, biasa disebut
AS Roma, adalah sebuah klub
sepak bola Italia yang bermarkas di
Roma. Klub ini berlaga di
Serie A.
Sejarah
A.S. Roma didirikan pada musim panas 1927 oleh
Italo Foschi dengan cara menggabungkan 3 klub sepak bola dari kota Roma,
Italiayaitu
Roman FC,
SS Alba-Audace dan
Fortitudo-Pro Roma SGS. Alasan dari merger ketiga klub ini adalah untuk membentuk sebuah klub sepak bola yang kuat untuk menjadi rival dari klub-klub sepak bola Italia bagian Utara. Namun demikian dari penggabungan ini, ada satu klub di kota Roma waktu itu yang tidak ikut bergabung, yaitu
SS Lazio karena suatu intervensi dari Jenderal Vaccaro, anggota klub dan eksekutif dari
Federasi Sepak Bola Italia.
Klub ini memainkan musim yang paling awal di stadion Motovelodromo Appio, sebelum akhirnya menetap di Campo Testaccio pada November 1929. Sebuah awal musim yang baik dimana Roma berhasil menempati posisi 'runner up' di bawah Juventus pada musim 1930-1931. Kapten Attilio Ferraris bersama dengan Guido Masetti, Fulvio Bernardini dan Rodolfo Volk adalah pemain yang sangat penting selama periode ini.
Hingga kini satu-satunya kejuaraan antar klub
Eropa yang pernah dijuarai oleh AS Roma adalah
Inter-Cities Fairs Cup pada periode 1960-1961 yang merupakan cikal bakal dari kejuaraan
UEFA Europa League. Ironisnya kompetisi
Inter-Cities Fairs Cup ketika itu ternyata tidaklah di selenggarakan oleh UEFA sehingga sebagai konsekuensinya
UEFA tidak menganggap catatan juara klub-klub di
Inter-Cities Fairs Cup termasuk AS Roma untuk menjadi bagian dari catatan Eropa mereka.
Prestasi Pertama dan Sebuah Era Penurunan
Setelah kemerosotan performa dalam pertandingan liga dan banyaknya pemain kunci yang hengkang, Roma pada akhirnya membangun kembali skuat mereka dengan menambahkan Top Scorer Argentina, Enrique Guaita. Di bawah asuhan Pelatih Luigi Barbesino, AS Roma berhasil meraih gelar pertama mereka di musim 1935 - 36 ; menyelesaikan sisa musim hanya selisih satu poin di bawah juara pertama, Bologna.
Roma kembali ke penampilan terbaiknya setelah tampil tidak konsisten di musim akhir 1930-an; Roma mencatat kemenangan dan meraih Scudetto dengan mengejutkan di musim 1941-42. Delapan belas gol yang dicetak oleh pemain lokal Amedeo Amadei adalah hal yang penting bagi Pelatih Alfred Schaffer saat itu. Pada saat itu, Italia terlibat dalam Perang Dunia II dan AS Roma sedang bermain di stadion Partito Nazionale del Fascista.
Pada tahun-tahun setelah perang, Roma tidak mampu merebut kembali title Scudetto. AS Roma menyelesaikan musim di papan bawah Serie A selama lima musim berturut-turut. Sehingga pada akhirnya harus jatuh ke jurang degradasi Serie B pada akhir musim 1950-51 musim; sekitar satu dekade setelah kemenangan Scudetto mereka. Berkat kesigapan dan antusiasme dari PelatihGiuseppe Viani, promosi ke Serie A langsung kembali tercapai.
Setelah kembali ke Serie A, Roma berhasil untuk menstabilkan diri mereka sebagai sebuah klub papan atas lagi dengan pemain seperti
Egisto Pandolfini,
Dino Da Costa dan
Dane Helge Bronee. Meskipun Roma tidak dapat masuk ke empat besar selama dekade berikut, tetapi mereka berhasil meraih beberapa trofi. Trofi kehormatan pertama mereka di luar Italia tercatat pada 1960-61 ketika Roma memenangkan Piala
Inter-Cities Fairs dengan mengalahkan
Birmingham City 4–2 pada pertandingan final. Beberapa tahun kemudian Roma pertama kali memenangkan
Coppa Italia pada musim 1963-64, dengan mengalahkan
Torino 1–0.
Titik terendah mereka datang selama musim 1964-65 ketika manajer Juan Carlos Lorenzo mengumumkan bahwa klub tidak bisa membayar pemain dan kemungkinan tidak akan mampu membayar untuk perjalanan ke Vicenza untuk memenuhi pertandingan berikutnya. Para pendukung fanatik klub terus berjuang demi klub kesayangannya, AS Roma, dengan cara pengumpulan dana di Teater Sistina dan kebangkrutan itu dihindari dengan terpilihnya presiden baru klub Franco Evangelisti.
Gelar kedua mereka yaitu Coppa Italia dimenangkan di musim 1968-69. Giacomo Losi menjadi sejarah dan mencatatkan rekor penampilan terbanyak di AS Roma selama tahun 1969 dengan 450 penampilan di semua kompetisi, rekor tersebut dipegangnya selama 38 tahun.
Periode Kemenangan di Berbagai Kompetisi
Roma mampu menambah satu piala lagi untuk koleksi mereka pada tahun 1972, dengan kemenangan 3-1 atas
Blackpool di Piala
Anglo-Italia. Tempat terbaik AS Roma mampu mencapai selama dekade ketiga di 1974-75. Pemain terbaik selama periode ini termasuk gelandang
Giancarlo De Sisti dan
Francesco Rocca.
Era baru kesuksesan dalam sejarah sepak bola AS Roma ditambah dengan kemenangan Coppa Italia, mereka mengalahkan Torino dalam drama adu penalti untuk memenangkan Piala pada musim 1979-80. AS Roma telah berhasil mencapai posisi atas dalam klasemen di Serie A yang mereka belum tersentuh sejak 1940-an. Mantan pemain AC Milan
Nils Liedholm adalah pelatih pada saat itu, dengan pemain seperti
Bruno Conti,
Agostino Di Bartolomei,
Roberto Pruzzo dan
Falcao.
Scudetto kedua diraih AS Roma pada musim 1982-83. AS Roma memenangkan gelar untuk pertama kalinya dalam 41 tahun. Pada musim berikutnya Roma finis sebagai runner-up Serie A dan mengumpulkan gelar Coppa Italia, mereka juga berhasil sebagai runner-up di Piala Eropa akhir 1984. Final Piala Eropa dengan Liverpool berakhir imbang 1-1 dengan gol dari Pruzzo, tetapi Roma akhirnya kalah dalam babak adu penalti. Kesuksesan Roma kembali terjadi pada tahun 1980 dimana berhasil mencapai posisi runner-up Serie A di musim 1985-86 dan kembali menjuarai Coppa Italia mengalahkan
Sampdoria 3-2.
Tahun 1990-an merupakan awal munculnya striker
Francesco Totti yang menjadi punggawa penting dari tim sebagai kapten dan ikon klub.
Periode Millenium dan Kebangkitan
Roma kembali bergairah dalam tahun 2000-an, dekade ini dimulai dengan perombakan besar dengan memenangkan
Scudetto ketiga mereka pada musim 2000-01, saat itu scudetto dimenangkan pada hari terakhir musim dengan mengalahkan Parma 3-1 dan mengungguli Juventus dengan selisih dua poin. Kapten Roma,
Francesco Totti merupakan pemain yang berjasa besar untuk mengantarkan kemenangan dan ia akan menjadi salah satu pahlawan utama dalam sejarah AS Roma. Pemain penting lain yang turut mengantarkan AS Roma meraih
Scudetto ketiga termasuk
Aldair,
Cafu,
Gabriel Batistuta dan
Vincenzo Montella.
Klub berusaha untuk mempertahankan gelar di musim berikutnya tetapi berakhir sebagai runner-up di bawah
Juventus dengan selisih hanya satu poin. Roma kembali dikapitalisasi beberapa waktu di musim 2003-04. Pada November 2003 sebesar € 37,5 juta disuntikkan oleh "Roma 2000" untuk menutup kerugian setengah tahun dari tahun sebelumnya. Dan sekali lagi pada 30 Juni sebesar € 44.570.000 dikucurkan untuk menyehatkan kondisi keuangan Klub. Melalui pasar saham, lebih jauh € 19,850 juta saham baru yang diterbitkan, dan pada akhir tahun, modal saham adalah € 19.878.000, dan tidak berubah pada 2011. Musim berikutnya kepergian
Walter Samuel seharga € 25 juta dan
Emerson senilai €, 28 juta yang berdampak pada penurunan kekuatan skuat, sehingga Giallorossi menyelesaikan musim 2011 di tempat kedelapan, salah satu yang terburuk musim dalam beberapa musim terakhir.
Sebuah skandal Serie A terungkap selama 2006 dan Roma adalah salah satu tim yang tidak terlibat, setelah hukuman ditetapkan kepada Klub-klub yang terlibat skandal, Roma mendapat berkah atas dihukumnya Klub yang terlibat Skandal dan kembali diklasifikasikan sebagai runner-up pada 2005-06 ; musim yang sama di mana mereka menyelesaikan Ajang di Coppa Italia sebagai Runner-up karena kalah dari Internazionale. Dalam dua musim berikutnya, Roma menduduki posisi runner-up Serie A, yang berarti bahwa di tahun 2000-an berhasil mencapai posisi dua teratas lebih dari satu dekade dalam sejarah mereka. Sementara itu di
Liga Champions, mereka mencapai perempat final untuk menghadapi
Manchester United. Pada partai pertama di kandang mereka mampu mengalahkan Manchester United dengan skor 2-1 walau harus tunduk dengan skor 7-1 di
Manchester .
Setelah awal yang mengecewakan pada musim 2009-10,
Claudio Ranieri menggantikan
Luciano Spalletti sebagai pelatih. Pada saat itu, Roma terpuruk di papan bawah Serie A setelah kalah dari Juventus dan
Genoa. Meskipun kemunduran ini, Roma kemudian memulai musim dengan rekor tak terkalahkan yang luar biasa dari 24 pertandingan di Serie A - yang terakhir menang dari 2-1 atas rival se-kotanya
Lazio.
Akhir Era Sensi
Pada musim panas tahun 2010, keluarga
Sensi setuju untuk melepaskan kontrol mereka terhadap AS Roma. Ini turut mengakhiri masa pemerintahan presiden dari keluarga Sensi yang telah memimpin klub sejak 1993. Sampai pemilik baru diangkat,
Rosella Sensi akan melanjutkan peran sebagai Presiden klub. Musim 2010-11 Roma mulai dengan kemenangan pada tingkat domestik dan level Eropa. Ini termasuk mengalahkan tim seperti
Cagliari,
Brescia dan kekalahan 2-0 melawan
Bayern Munich di tahap grup Liga Champions. Juga disertai dengan kemenangan melawan
Inter Milan dan kemenangan sensasional melawan Bayern Munich pada laga away, yang membawa Roma menang dengan agregat 3-2. Setelah serangkaian hasil buruk tanpa kemenangan dari lima pertandingan berturut-turut, Claudio Ranieri mengundurkan diri sebagai pelatih kepala pada bulan Februari 2011, dan mantan striker
Vincenzo Montella diangkat sebagai Pelatih sementara sampai akhir musim.
Pada tanggal 16 April 2011, kontrak pengambilalihan ditandatangani. Perusahaan induk baru, adalah
NEEP Roma Holding SpA, sebuah perusahaan patungan dari
DiBenedetto AS Roma LLCdan UniCredit SpA, dalam rasio 60-40. NEEP sendiri memiliki € 120.000 modal saham. NEEP akan membeli saham 67,1% (atau 88.918.686 lembar saham) dari AS Roma SpA (klub itu sendiri, senilai € 60,3 juta), kepemilikan seluruh
Real ASR Estat Srl dan
Brand Management S.r.l. dari
Sensi 2000 Roma Srl (sebuah anak perusahaan dari
Italpetroli) dengan total € 70.300.000.
Dalam kepemilikan NEEP Roma Holding SpA juga mulai pengambilalihan total, yang mana perusahaan akan membeli saham dari pemegang saham minoritas dan pasar umum (43.604.610 saham atau 32,903%), untuk € 0,6781 per saham, harga yang sama NEEP yang membeli saham dari Sensi. NEEP juga menyatakan bahwa de-listing perusahaan bukan suatu keharusan seperti yang diaktifkan oleh hukum.
Sejarah Presiden AS Roma
|
Nama | Tahun |
Italo Foschi | 1927–28 |
Renato Sacerdoti | 1928–34 |
Vittorio Scialoja | 1934–36 |
Igino Bettini | 1936–41 |
Edgardo Bazzini | 1941–43 |
Pietro Baldassarre | 1943–49 |
Pier Carlo Restagno | 1949–52 |
Romolo Vaselli | 1952 |
Pier Carlo Restagno Renato Sacerdoti | 1952–53 |
Renato Sacerdoti | 1953–58 |
Anacleto Gianni | 1958–62 |
Francesco Marini-Dettina | 1962–65 |
| |
|
Sejarah Pelatih
- Per 4 Juli 2012.
Prestasi
- Scudetto 3 kali Serie A (1941-1942, 1982-1983 dan 2000-2001)
- Juara 9 kali Piala Italia (1963-1964, 1968-1969, 1979-1980, 1980-1981, 1983-1984, 1985-1986, 1990-1991, 2006-2007, 2007-2008);
- Juara 2 kali Piala Super Italia (2001 dan 2007)
- Juara 1 kali Inter Cities Fairs Cup/Liga UEFA (1960-1961)dan Runner Up 1991
- Runner Up Piala/Liga Champions Eropa 1983/84
Skuat
Tim utama
- Per 5 Agustus 2012.
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.
Dipinjamkan
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional pemain sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat saja mempunyai lebih dari satu kewarganegaraan.
Staff
Berikut merupakan staff A.S. Roma.
- Per 6 Maret 2013.
- sumber[[1]]
Posisi | Pejabat |
Pelatih Kepala | Rudi Garcia |
Asisten Pelatih | Vincent Cangelosi |
Pelatih | Aurero Andreazzoli |
Pelatih | Giacomo Modica |
Pelatih Kiper | Guido Nanni |
Pelatih Mental | Antonio Llorente |
Pelatih Kebugaran | Roberto Ferola |
Pelatih Kebugaran | Vito Scala |
Manajer Tim | Salvatore Scaglia |
Koordinator Staf Medis | Michele Gemignani |
Kepala Staf Medis | Francesco Colautti |
Tim Dokter Pertama | Alessandro Fioretti |
Pemulih Cedera Pemain | Luca Franceschi |
Pemulih Cedera Pemain | Francesco Chinnici |
Fisioterapi | Alessandro Cardini |
Fisioterapi | Marco Ferrelli |
Fisioterapi | Valerio Flammini |
Fisioterapi | Umberto Mei |
Fisioterapi | Domiano Stefanini |
Arti Logo
Warna dalam logo AS Roma adalah warna merah marun dengan trim kuning keemasan mewakili warna khas dari Kota Abadi (Roma), dalam pakaian resmi Pemerintah Roma juga memiliki warna yang sama. Emas melambangkan Tuhan dalam Katolik Roma, sementara merah marun mewakili martabat kekaisaran.
Logo itu sendiri pada awalnya dikenakan oleh Roman Football Club , salah satu dari tiga klub yang bergabung untuk membentuk inkarnasi di tahun 1927. Karena warna yang mereka kenakan, Roma sering dijuluki i Giallorossi yang berarti merah-kuning.
Logo AS Roma lama (1998-2013)
Mungkin karena pasar marketing modern, beberapa tahun terakhir trim kuning keemasan diganti dengan oranye dipadukan dengan merah marun.
Sebuah julukan populer lainnya adalah I Lupi (serigala), Serigala selalu tampil di lencana AS Roma dalam bentuk yang berbeda sepanjang sejarah mereka. Saat ini lambang tim adalah salah satu yang digunakan ketika klub pertama kali didirikan. Ini menggambarkan serigala betina dengan dua bayi kembar, Romulus dan Remus, yang menggambarkan mitos berdirinya Kota Roma.
Fans dan Rival
AS Roma adalah yang memiliki Fans terbanyak kelima selain Juventus , Internazionale , Milan dan Napoli dengan sekitar 7% dari penggemar sepak bola Italia mendukung AS Roma (menurut penelitian Institut Doxa-L'Espresso terhadap April 2006). Secara historis Bagian terbesar dari pendukung AS Roma di kota Roma datang dari penduduk kota bagian dalam, terutama Testaccio. Kelompok Fans pendukung AS Roma yang tertua adalah Commando Ultra Curva Sud biasa disingkat CUCS ; kelompok ini didirikan oleh penggabungan kelompok-kelompok kecil dan dianggap salah satu yang paling bersejarah dalam sejarah sepakbola Eropa. Namun , pada pertengahan 1990-an CUCS telah dirampas oleh kelompok yang bersaing dan akhirnya bubar. Sejak saat itu, Curva Sud dari Stadion Olimpico telah dikendalikan oleh kelompok sayap kanan seperti : AS Roma Ultras , BOYS , Giovinezza dan lainnya. Pada bulan September 2009 klub mengumumkan rencana untuk membangun baru stadion berkapasitas 55.000 di pinggiran barat Roma.
Stadio Olimpico saat pertandingan Roma Lagu kebangsaan klub paling dikenal dan menjadi motto adalah Roma, Roma, Roma yang diciptakan oleh Antonello Venditti seorang kader Partai Komunis Italia, yang juga menyanyikan lagu Communisti al Sole. Makna lagu kurang lebih memiliki makna "Roma tidak untuk dipertanyakan, tetapi untuk dicintai" dan dinyanyikan setiap sebelum pertandingan, lagu Grazie Roma , dengan penyanyi yang sama, dimainkan pada akhir pertandingan kandang saat menang. Baru-baru ini reff utama dari The White Stripes lagu dariSeven Nation Army juga telah menjadi sangat populer dalam pertandingan.
Dalam sepak bola Italia AS Roma adalah klub dengan banyak persaingan, pertama dan terpenting adalah persaingan mereka dengan rival se-kota mereka SS. Lazio. Derby antara keduanya disebut Derby della Capitale , itu adalah pertandingan satu tim se-kota (derby) yang paling panas dan emosional dalam sejarah persaingan sepakbola di dunia. Hasil telah melihat beberapa kasus kekerasan di masa lalu termasuk kematian Fans Lazio, Vincenzo Paparelli di musim 1979-1980 sebagai akibat dari sebuah senjata api ditembakkan dari Tribun Curva Sud. Kebencian Roma juga terhadap fans Ultras Internazionale, Boys SAN yang tergabung dalam Curva Nord, yang pernah membuat spanduk "Di Roma hanya ada Lazio", kelompok supporter Internazionale juga pernah membakar jersey Roma ketika musim 2009-2010, saat persaingan Roma dibawah komando Ranieri berhasil merebut posisi puncak 3 minggu sebelum Internazionale kembali kepuncak dan juara, saat Roma dijegal Sampdoria 2-1.
Dengan Napoli , Roma juga bersaing di Derby del Sole persaingan yang berarti "Derby Matahari". Saat ini juga persaingan antar fans klub raksasa Serie A lainnya seperti Juventus (persaingan lahir terutama pada 1980-an), Milan dan Inter (meningkat dalam tahun-tahun terakhir) yang bersaing untuk dapat menduduki zona
Liga Champions.
Pemasok Kostum
- 1970—1971: Lacoste
- 1977—1979: Adidas
- 1979—1980: Pouchain
- 1980—1982: Playground
- 1982—1983: Patrick
- 1983—1986: Kappa
- 1986—1991: NR
- 1991—1994: Adidas
- 1994—1997: Asics
- 1997—2000: Diadora
- 2000—2003: Kappa
- 2003—2007: Diadora
- 2007—2013[1]: Kappa
- 2013-2014: Tanpa merek*
- 2014—2024: Nike
Catatan: Seragam AS Roma musim 2013-14 tidak menggunakan merek apapun juga dikarenakan kontrak dengan Kappa dihentikan pada musim 2012-13 dan kontrak dengan Nike baru dimulai pada musim 2014-15, walau seragam tersebut sebenarnya diproduksi oleh Asics namun tanpa perjanjian untuk menampilkan merek Asics di seragam mereka.
- 1981—1994: Barilla
- 1994—1997: Nuova Tirrena
- 1997—2002: INA Assitalia
- 2002—2005: Mazda
- 2005—2007: Banca Italease
- 2007—2013: WIND
- 2013-2014: Roma Cares
- 2014-... : Volkswagen